SEJARAH DAN ADAT ISTIADAT DESA
Sejarah dan Profil Desa
Berdasarkan cerita yang dikisahkan oleh para sesepuh desa dan juga para pelaku sejarah, bahwa nama Jemur berasal dari nama seorang tokoh yang merintis atau istilahnya babat tanah desa, di mana tokoh tersebut merupakan tokoh Islam yang artinya para pendahulunya sudah beragama Islam sehingga sangat wajar jika hingga saat ini seluruh warga desa Jemur seratus persen beragama Islam.
Setidaknya ada sebuah bukti sejarah yang bisa dikaitkan dengan kisah tersebut yaitu sebuah makam atau petilasan yang secara turun temurun disebut Stana Bental Jemur yang terletak di Dukuh Wanasepuh RT 003 RW 001. Hingga saat ini tempat tersebut masih sering menjadi tujuan ziarah, dan menariknya lagi justru sebagian besar peziarah berasal dari luar desa bahkan sebagian besar berasal dari luar Jawa Tengah.
Diperkirakan desa Jemur sudah ada sejak abad ke-17, ini berdasarkan pada perhitungan mundur periodisasai kepemimpinan pada wilayah yang ada sekarang, bahkan bisa jadi sudah ada sejak sebelumnya.
Ada sesuatu yang menarik lagi yaitu tentang adanya nama kembar desa yaitu desa Jemur yang masuk wilayah kecamatan Kebumen. Menurut cerita turun temurun bahwa sebenarnya dahulu memang Jemur adalah satu wilayah yang menyatu dalam satu kepemimpinan, namun karena ada beberapa faktor sehingga menyebabkan terpisah menjadi dua wilayah desa. Salah satu penyebabnya adalah faktor alam, dimana kedua wilayah yang tadinya menjadi satu harus terbelah oleh sungai terbesar di Kabupaten Kebumen, yang mana konon sungai Lukulo terebut tidak sebesar saat ini.
Memang masih perlu digali lagi terkait dengan sejarah berdirinya desa Jemur, karene setelah berusaha mencari informasi kepada beberapa pihak hasilnya masih sangat minim, apalagi saat ini para sesepuh desa sudah banyak yang meninggal dunia.
Berikut adalah periodisasi kepemimpinan / lurah / Kepala Desa dari masa ke masa :
1. Mbah Sinduluyu ( 1804 - 1814 )
2. Mbah Sindupraja ( 1814 - 1819 )
3. Mbah Sindupati ( 1819 - 1837 )
4. Mbah Sindureja ( 1837 - 1848 )
5. Mbah Nalajaya ( 1848 - 1863 )
6. Mbah Nyai Kertaleksana / Nyai Sakem ( 1863 - 1893 )
7. Mbah San Ngabdulloh ( 1893 - 1933 )
8. Mbah San Ikhwan ( 1933 - 1937 )
9. Mbah Mohamad Iksan ( 1937 - 1962 )
10. Mbah H. Matori ( 1962 - 1989 )
11. Drs. Purbani ( 1989 - 1998 )
12. Paryoto Budi Yulianto ( 1998 - 2007 )
13. Warisno ( 2007 - 2013 ) dan ( 2013 - 2019 )
14. Tunjangsari ( 2019 s/d Sekarang )
Dalam perjalanannya, sejarah kepemimpinan di desa Jemur secara umum terlaksana dengan baik, secara bertahap desa mengalami perkembangan dari masa sebelum kemerdekaan hingga era kemerdekaan, dari masa orde baru hingga era reformasi juga selalu mengalami peningkatan dalam segi pembangunan baik fisik infrastruktur dan juga pembinaan pemberdayaan masyarakat.
Desa Jemur sejak dulu sudah terdiri dari beberapa pedukuhan yang selanjutnya terdiri dari Dukuh Wanasepuh, Dukuh Lengkong, Dukuh Krajan, Dukuh Kedungsamak dan Dukuh Kalidlingo. Dalam perkembangannya mengalami pemekaran pada tahun 2004 yaitu Dukuh Wanasepuh menjadi ditambah Dukuh Jatisawit, sehingga semua ada enam pedukuhan yang terbagi dalam enam RW dan dua puluh enam RT, dengan luas wilayah 298 Ha dengan kontur tanah sebagian besar perbukitan dan sebagian lainnya berupa sawah dan ladang/tegalan disisi barat sungai Lukulo.
Adat Istiadat Desa
Tidak banyak yang menjadi adat istiadat desa, karena sejak awal desa Jemur sudah berbasis agama Islam, adapun adat istiadat yang berlaku adalah sinkronisasi ajaran islam dengaan kebiasaan warga masyarakat, diantaranya :
1. Peristiwa Kelahiran :
a. Hamil 4 bulan ( Mapati )
b. Hamil 7 bulan ( Mitoni / Keba )
c. Pemberian Nama bayi ( Muputi )
2. Peristiwa Remaja:
a. Khataman Alqur;an
b. Khitan ( bagi anak laki-laki )
3. Peristiwa saat Dewasa / Pernikahan
a. Lamaran / Mbesan
b. Akad Nikah
4. Peristiwa Kematian
a. Prosesi Pemakaman secara Islam
b. Yasinan/Tahlilan sampai dengan 7 hari
c. Yasinan/Tahlilan 40 hari
d. Yasinan/Tahlilan 100 hari
e. Yasinan/Tahlilan 1000 hari
f. Yasinan/Tahlilan setiap satu tahun / Haul
5. Sosial/Kebangsaan
1. Sambatan / Gotong Royong membangun/memperbaiki
rumah milik warga
2. Gotong Royong lingkungan
3. Peringatan HUT Kemerdekaan RI
6. Keagamaan
a. Peringatan Tahun Baru Hijriyah
b. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
c. Peringatan Rojabiyah
d. Walimatus Sya'ban
f. Peringatan setiap tanggal 11 pada penanggalan hijriyah bagi jama'ah toriqoh
g. Peringatan Haul Syaikh Abdul Qodir Jailani bagi
jama'ah toriqoh
h. Khataman lembaga Pendidikan Madrasah Diniyah/TPQ